Aku huruf I
42.Hari ini, temanku Matthew bertingkah aneh. Dia hanya diam di pojok kelas, padahal dia biasanya agak bandel dan sedikit berisik. kudekati dia dan kutanya " kau tak apa Matt?" tanyaku. namun dia hanya tersenyum. akupun bingung karena senyumnya terlihat dipaksakan. aku langsung menyingkir.
Sore harinya ku SMS dia "Matt, ada apa denganmu hari ini?" ku tekan tombol kirim. Tak lama kemudian terdapat pesan masuk darinya, namun terkesan aneh dan asal-asalan ",ssh his ls,nij yp;pmh nr;oom pnsy" kubalas dengan perasaan jengkel "jangan main - main Matt, kau tau aku mengkhawatirkanmu" diapun membalas dengan mengirim gambar padaku.
43. “Ini akan menyenangkan!”. kata temanku Hanah. Dia membujukku untuk membuka satu website yang dapat memberi tahu siapa kita di kehidupan masa lalu kita. Aku lebih suka membaca buku misteri dari pada melakukan itu, tapi akhirnya dia bisa menyeretku ke depan komputer.
Aku lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di website itu dengan jujur. Lalu dengan cepat jawabannya pun muncul di layar di ikuiti dengan space tempat memasukan nomor kartu kredit dan iklan meminta “sumbangan”.
Di jawabannya tertulis kalau kehidupanku di masa lalu adalah seorang Sherlock Holmes. Saat itu Hanah meyakinkan aku kalau situs itu sangat terpercaya. Dia bilang “Itu pasti benar, Kamu kan sering memecahkan misteri!”.
“Hanah, kamu tidak boleh cepat terlalu percaya. situs ini menipumu.”
Bagaimana “aku” bisa tau?
Sherlock holmes hanyalah tokoh fiksi dan tidak ada di dunia nyata
44. Sebuah nightclub bernama Cocoanut Grove pada tahun 1942 mengalami kebakaran yang sangat mengerikan dimana lebih dari 400 orang di dalamnya meninggal. Setiap orang di dalam sebenarnya mampu keluar dari gedung itu. (True Story)
Kenapa bisa??
Karena pintu ini cara membukanya ditarik kedalam, tapi karena panic pengunjung club lupa cara membuka pintu ini.. sedikit aneh tapi ini true story .-.
45. suatu malam, seorang pria menerima telpon dari polisi. Lalu polisi itu bilang padanya bahwa istrinya terbunuh dan dia harus datang secepatnya ka TKP. Pria itu terkejut dan seketika menjatuhkan telponnya lalu dalam 20 menit dia sampai di TKP. Saat dia tiba di TKP, polisi menangkapnya dan menjadi tersangka pembunuhan.
Bagaimana polisi itu tahu?
si pelaku tau letak TKP padahal polisi belum memberi tahu dimana tempat pembunuhan
46. Satu hari yang panas dan kering Hana melihat Pak Amir menggelengkan kepalanya saat dia berdiri di dekat petak bunganya.
“Seseorang merusak semua bungaku,” katanya. “Aku selesai menyirami bungaku. Ketika aku pergi untuk menyimpan selangnya, seseorang berjalan masuk dan menginjak bunga-bungaku.”
“Siapa yang akan melakukan hal yang jahat seperti itu?” Tanya Hana.
Pak Amir menghela napas. “Seseorang yang suka merusak tentunya.”
“Aku sedang menuju ke mall sekarang. Mungkin nanti aku bisa bantu untuk mencari tahu siapa yang melakukannya,” kata Hana padanya. Tak lama ia melihat tiga gadis bermain jingkat. Dia memutuskan untuk berhenti dan melihat bagaimana mereka melompat-lompat melewati garis-garis kapur.
Ani harus melompat sangat hati-hati karena tali sandal sebelah kirinya rusak.
Hera melompat perlahan. Dia memakai sepatu kets ungu yang tampak usang. Hera tampak lusuh, juga.
Dina melompat yang paling cepat, walapun alas sepatu joging putihnya penuh dengan lumpur kering.
“Apa kamu ingin ikut bermain?” Tanya Hera.
“Oh tidak, aku harus pergi berbelanja,” kata Hana padanya. Lalu ia teringat sesuatu. Seketika itu tahu siapa yang merusak bunga-bunga Pak Amir.
pak amir selesai menyiram tanaman itu berarti tanahnya becek lumpur, nah jadi yang merusak itu si Dina karena sepatu dina penuh lumpur
Siapa dan bagaimana Hana mengetahuinya?
47. Walaupun penduduk di arktik kelaparan, mereka tidak akan memakan penguin.
Kenapa?
orang artik di kutub utara, penguin di kutub selatan
48. Temanku menceritakan cerita ini.
Ia tinggal di gedung apartemen tinggi. Karena ia tinggal di lantai 14, ia harus menggunakan lift.
Suatu hari, pada tengah malam, ia pulang dari kerja. Ia naik lift dan memencet tombol 14. Sesaat setelah pintunya tertutup dan elevator mulai bergerak, tombol 8 menyala. “Hmm, siapa ya yang mau naik lift di tengah malam begini?”
Segera setelah ia berkata begitu, ia menyadari sesuatu dan cepat-cepat memencet tombol lantai 2, 3, 4, dan 5 secara tergesa-gesa. Pintu lift melewati lantai 2, tetapi untungnya lift berhenti pada lantai 3 dan kemudian ia memaksa keluar lewat pintu lift yang lambat terbukanya, kemudian ia berlari keluar.
Ia turun dengan tangga dan meninggalkan gedung, dan kemudian ia menghabiskan waktu semalaman untuk membaca majalah di minimart dekat gedungnya sampai pagi.
“Mungkin bukan apa-apa, tetapi kau tidak pernah tahu.”
Ia tersenyum ketika menceritakannya, tetapi bahkan sampai hari ini, ia masih menghindari menggunakan elevator di tengah malam.
Didalam lift ada orang lain selain dia tapi dalam wujud yang berbeda(?) kan tombol lift bisanya dipencet dari dalem
49. Aku baru mulai hidup sendiri. Agar tidak kesepian, aku juga mulai memelihara burung beo sebagai binatang peliharaan. Beo tersebut mulai mengikuti ucapanku. Setiap pagi, ia menyapaku, “Selamat pagi,” dan setiap malam ia menyapaku “selamat datang kembali.” Ia benar-benar hewan yang pintar ya
Beo tidak bisa berbicara. LOL
50. “Hey, kau sudah selesai belum?”
Aku bertanya pada istriku, ia membelakangiku. Kenapa sih wanita selalu memerlukan waktu yang lama untuk bersiap-siap?
“Sebentar lagi. Tidak sabaran sekali! Kita kan tidak terburu-buru… Hey Shou-chan (ini nama anaknya), diamlah!”
Ia benar, tetapi aku memang orang yang tidak sabaran, tidak ada yang bisa kulakukan untuk mengubahnya.
Hari ini hampir pergantian tahun. Seluruh dunia sibuk. Aku mengambil rokok dari kantongku dan menyalakannya.
“Aku berpikir, apakah kita tidak akan mengagetkan ayah dan ibumu kalau kita tiba-tiba kita datang?”
“Jangan khawatir. Mereka akan mulai tersenyum saat melihat wajah anak kita.” Ujarku, sambil memandang anakku yang berbaring disebelah kami.
“OK, siap? …. Oh tunggu.”
“Hah? Ada apa?”
“Lihat, ini… ini disini.”
Istriku menunjuk leherku dan aku menyentuhnya.
“Oh aku lupa.”
“Kau tidak hanya tidak sabar tetapi otakmu juga kacau! Sini.”
“Aku… mencintaimu.” Bisik istriku, tidak terdengar, seperti berbicara pada dirinya sendiri.
“Kenapa sekarang, tiba-tiba sekali?”
“Ayolah, kita kan suami istri. Tidak perlu malu.”
Ia menunduk dan aku tidak bisa melihat wajahnya, tetapi sepertinya pipinya merona.
“Yah…. Aku mencintaimu.”
Sepertinya sudah bertahun-tahun sejak aku mengatakan sesuatu yang serius kepadanya. Aku merasa sedikit malu, tetapi aku tidak merasa buruk.
Aku menggenggam tangannya.
“Jadi, kita pergi sekarang?”
“Ya.”
Aku menendang bangku di kakiku.
Mereka itu mau bunuh diri, si anaknya itu udah dibunuh duluan sama istrinya dan si suami istri itu bunuh diri dengan gantung diri.
Belum ada tanggapan untuk "Selasa Riddle #6"
Posting Komentar